Cara Membaca Label BPOM di Produk Herbal

Di era ketika hampir setiap produk mengklaim dirinya “alami” dan “aman”, label kecil di bagian belakang kemasan sering kali menjadi penentu: apakah produk itu benar-benar sudah lolos uji keamanan — atau sekadar permainan kata.

Label BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) bukan sekadar deretan huruf dan angka. Ia adalah jaminan bahwa produk sudah melalui pemeriksaan keamanan, mutu, dan klaim manfaat sesuai standar nasional.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami arti kode seperti TR, HT, atau FF, bahkan menganggap semua “obat herbal” sama saja. Padahal, membaca label BPOM dengan benar bisa melindungi kita dari produk yang belum teruji, bahkan berisiko bagi kesehatan.

 

Mengapa Label BPOM Penting?

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2024) dan BPOM (2023), izin edar adalah salah satu bentuk perlindungan konsumen. Produk herbal tanpa nomor registrasi BPOM berisiko mengandung bahan kimia obat tersembunyi (seperti steroid atau sildenafil) yang bisa merusak hati, ginjal, atau jantung jika dikonsumsi terus-menerus.

Tidak semua yang alami pasti aman, dan tidak semua yang kimia pasti berbahaya. Kuncinya adalah pengawasan dan bukti ilmiah. — BPOM RI, 2024

Selain keamanan, label BPOM juga menunjukkan mutu dan manfaat. Produk dengan izin edar telah melewati proses uji bahan baku, stabilitas, dan klaim manfaat berdasarkan bukti ilmiah.

👉 Untuk memahami kebutuhan vitamin dan mineral yang direkomendasikan pemerintah, kamu bisa baca juga artikel Panduan AKG Vitamin dan Mineral Menurut Kemenkes RI.

 

Apa Itu Nomor Izin Edar BPOM?

Nomor Izin Edar atau NIE (Nomor Izin Edar) adalah identitas resmi setiap produk yang diawasi BPOM. Formatnya berupa kombinasi huruf dan angka, contohnya: POM TR123456789.

Kombinasi tersebut bukan acak — setiap huruf punya arti tersendiri.

  • Huruf di depan menunjukkan jenis dan kategori produk.
  • Angka di belakang menunjukkan urutan registrasi dan tahun penerbitan izin.

Kamu bisa memverifikasi nomor itu melalui situs resmi:

🔗 https://cekbpom.pom.go.id

Contoh label BPOM dengan kode TR dan nomor izin edar resmi pada kemasan produk herbal

 

Tabel Kode BPOM dan Artinya
Kode AwalKategori ProdukMakna & Contoh
TRObat Tradisional (Herbal Terdaftar)Jamu, kapsul herbal, minuman herbal (mis. Tolak Angin, Jamu Pegal Linu)
HTObat Herbal TerstandarHerbal yang telah melalui uji preklinik (contoh: Stimuno, Fituno)
FFFitofarmakaHerbal dengan uji klinik lengkap & bukti ilmiah kuat (contoh: Imboost Force)
SI / SDSuplemen Kesehatan (Impor / Domestik)Vitamin dan suplemen seperti Enervon-C, Blackmores
NAKosmetika LokalSkincare, sabun, lulur (mis. Wardah, Scarlett)
NK / NKITKosmetika Kit / Paket PerawatanSet perawatan kulit (mis. LANEIGE Perfect Renew 3X Set)
DB / GBObat Bebas / Bebas TerbatasParacetamol, Panadol, Bodrex
MLProduk Makanan ImporTeh, madu, atau makanan kesehatan luar negeri

Catatan:

Kode lain seperti LKE, CD, KO digunakan secara internal oleh BPOM dan tidak dicantumkan di kemasan ritel.

 

Klasifikasi Herbal Menurut BPOM: Dari Jamu hingga Fitofarmaka

Agar tidak bingung membedakan berbagai produk herbal di pasaran, berikut klasifikasi resminya menurut Peraturan BPOM No. 32 Tahun 2019:

Jenis ProdukCiri UtamaContoh ProdukKeterangan
Jamu (Herbal Terdaftar – TR)Berasal dari bahan alami, tanpa uji ilmiah modernJamu kunyit asam, temulawak, beras kencurBerdasarkan pengalaman turun-temurun
Obat Herbal Terstandar (HT)Sudah melalui uji praklinik (hewan) dan standarisasi bahanStimuno, FitunoBukti ilmiah awal keamanan dan khasiat
Fitofarmaka (FF)Telah melalui uji klinik pada manusia, terstandar dan terujiImboost Force, TensigardSetara dengan obat modern dari sisi bukti ilmiah

Fitofarmaka adalah tonggak penting: produk herbal Indonesia yang sudah naik kelas menjadi obat berbasis bukti. — Kemenkes RI, Farmakoekonomi Herbal Nasional 2024

Dengan memahami klasifikasi ini, kamu bisa menilai apakah klaim “obat herbal terstandar” benar-benar sah atau hanya strategi pemasaran.

 

Cara Mengecek Produk di Situs BPOM

Langkah mudah memverifikasi produk herbal:

  1. Kunjungi situs resmi https://cekbpom.pom.go.id.
  2. Masukkan nama produk atau nomor registrasi (contoh: TR123456789).
  3. Perhatikan hasil pencarian:
    • Nama pendaftar dan produsen
    • Kategori produk (TR, HT, FF, dsb.)
    • Status izin edar dan masa berlaku
  4. Jika hasil tidak muncul, kemungkinan:
    • Produk belum terdaftar atau izinnya kedaluwarsa
    • Nomor registrasi palsu atau salah ketik
    • Produk tidak memiliki izin edar resmi

Untuk membandingkan kandungan nutrisi yang aman berdasarkan regulasi, baca juga artikel Perbedaan Vitamin dari Makanan dan Suplemen: Mana yang Lebih Efektif?.

 

Mengapa “Terdaftar di BPOM” Tidak Selalu Cukup

Label BPOM memang penting, tetapi bukan jaminan semua produk otomatis aman untuk semua orang. BPOM menilai keamanan dan klaim manfaat produk, bukan efek individual pada setiap pengguna. Kamu tetap perlu:

  • Membaca komposisi bahan aktif.
  • Menghindari produk dengan klaim berlebihan seperti “menyembuhkan semua penyakit” atau “100% tanpa efek samping.”
  • Mengecek tanggal kedaluwarsa dan nama produsen.

Menurut WHO (2023), banyak kasus efek samping produk herbal disebabkan oleh interaksi antar bahan atau dosis tidak tepat — bukan karena bahan alami itu sendiri.

 

Tips Menjadi Konsumen Cerdas Produk Herbal
LangkahYang Harus Dilakukan
1. Baca label dengan telitiCari logo BPOM dan kode TR/HT/FF yang jelas.
2. Cek di situs resmi BPOMGunakan kolom pencarian di cekbpom.pom.go.id.
3. Cermati komposisiHindari produk dengan klaim berlebihan atau tanpa daftar bahan.
4. Gunakan dari sumber resmiBeli di apotek, toko kesehatan terpercaya, atau e-commerce yang verified.
5. Konsultasikan bila perluJika kamu memiliki penyakit kronis atau rutin konsumsi obat lain, konsultasikan sebelum menambah suplemen herbal.

 

Waspadai Produk Ilegal dan Klaim Menyesatkan

BPOM dan WHO menemukan bahwa 1 dari 5 produk herbal yang beredar online di Asia Tenggara tidak memiliki izin edar resmi.

Banyak di antaranya mengandung bahan kimia obat tersembunyi (BKO) seperti dexamethasone, sibutramine, atau sildenafil — yang bisa berbahaya bagi organ vital jika dikonsumsi jangka panjang.

Jika menemukan produk mencurigakan, kamu bisa melaporkannya ke kanal resmi:

“Perlindungan konsumen dimulai dari pengetahuan. Baca label, cek izin, dan jangan mudah tergiur klaim instan.” — BPOM RI, 2024

 

Menyambung dengan Gaya Hidup Sehat

Memahami label BPOM bukan hanya soal kehati-hatian, tapi bagian dari gaya hidup sadar dan bertanggung jawab terhadap tubuh sendiri. Produk herbal bisa bermanfaat, asalkan digunakan dengan bijak dan disertai pola makan seimbang, tidur cukup, dan kebersihan diri.

Untuk memperkuat daya tahan tubuh alami, baca juga artikel Vitamin Anak: Mana yang Benar-Benar Diperlukan dan Mana Hanya Tren?

 

Kesimpulan

Label BPOM adalah panduan, bukan sekadar formalitas. Ia membantu kita menjadi konsumen yang cerdas, waspada, dan berbasis bukti ilmiah.

Membaca label bukan berarti curiga, tapi peduli — karena memilih dengan sadar adalah langkah pertama menjaga kesehatan diri dan keluarga. Karena sehat bukan hanya soal tahu, tapi soal memahami.

Referensi
  1. BPOM RI. Peraturan Badan POM Nomor 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional.
  2. Kemenkes RI. Farmakoekonomi Herbal Nasional. 2024.
  3. BPOM RI. Pedoman Umum Pangan Olahan dan Obat Tradisional Aman. 2023.
  4. WHO. Guidelines for Herbal Medicines in Human Health Care. 2023.
  5. EFSA. Scientific Opinion on Herbal Supplements Regulation. 2022.

 


Disclaimer

Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi kesehatan masyarakat dan tidak menggantikan diagnosis medis langsung. Jika Anda memiliki kondisi khusus, konsultasikan kebutuhan suplemen dengan dokter atau apoteker.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *