ilustrasi perbedaan gejala demam berdarah dan flu

Demam Berdarah vs Flu Musim Hujan: Kapan Harus ke Dokter?

Musim hujan sering membuat banyak orang bingung: ini flu biasa atau mulai mengarah ke demam berdarah (DBD)? Keduanya bisa dimulai dari demam dan badan pegal, tetapi perkembangan gejala, risiko, dan tanda bahayanya sangat berbeda.

Menurut WHO, virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti dapat memburuk cepat dalam 24–48 jam setelah demam turun.
Sementara flu musiman biasanya membaik perlahan tanpa komplikasi pada orang sehat.

Agar tidak keliru menilai kondisi tubuh, artikel ini menjelaskan perbedaan gejala, tanda bahaya, dan kapan sebaiknya ke dokter, berdasarkan panduan WHO, CDC, Kemenkes, PAHO, dan studi ilmiah terbaru.

 

Penyebab: Nyamuk vs Virus Pernapasan

Demam Berdarah (DBD)

  • Disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti.
  • Tidak menular antarmanusia secara langsung.
  • PAHO dan WHO menyebutkan gejala utama: demam tinggi, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, mual, muntah, ruam, nyeri otot-sendi.

DBD meningkat di musim hujan karena banyak genangan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Flu / Influenza

  • Disebabkan oleh virus influenza tipe A/B.
  • Menular lewat droplet: batuk, bersin, udara lembap, ruangan tertutup.
  • Biasanya sembuh dalam 5–7 hari.

Untuk memahami mekanisme imun saat melawan virus flu, baca juga:
👉 Cara Kerja Sistem Imun Melawan Virus Flu

 

Gejala: Apa yang Terlihat Berbeda?

Gejala awal mirip, tetapi perkembangan 24–48 jam setelahnya sangat membantu membedakan.

Gejala Flu Musim Hujan

  • Demam 37.8–39°C
  • Batuk, pilek, sakit tenggorokan (lebih khas flu)
  • Nyeri kepala ringan
  • Otot pegal
  • Nafsu makan menurun

Studi di Lancet dan Clinical Microbiology Review menegaskan bahwa gejala pernapasan lebih dominan pada influenza.

Gejala DBD (Menurut WHO, PAHO, CDC, Kemenkes)

  • Demam tinggi mendadak 39–40°C
  • Nyeri hebat di belakang mata
  • Nyeri otot-sendi sangat kuat
  • Mual, muntah berulang
  • Ruam kemerahan
  • Trombosit turun, hematokrit naik
  • Tidak selalu ada batuk/pilek (perbedaan penting vs flu)

CDC menegaskan: gejala berbahaya muncul 24–48 jam setelah demam turun, bukan saat demam sedang tinggi.

 

Tanda Bahaya DBD yang Tidak Boleh Diabaikan

Menurut WHO, CDC, dan Kemenkes RI:

  • Sakit perut hebat
  • Muntah terus-menerus
  • Perdarahan (mimisan, gusi, muntah darah, BAB hitam)
  • Tubuh sangat lemas / gelisah
  • Sulit makan atau minum
  • Sesak napas
  • Tangan dan kaki dingin

Ini mengarah pada fase kritis DBD (hari ke-4–5), ketika demam mulai turun namun risiko kebocoran plasma meningkat.

 

Perbedaan Kunci yang Paling Mudah Diamati
GejalaFluDBD
DemamTinggi-sedang, bertahapSangat tinggi, mendadak
Batuk/pilekUmumJarang
Nyeri tubuhRingan–sedangBerat (nyeri sendi/otot hebat)
RuamKadangSangat khas
TrombositNormalMenurun
Fase kritisDemam awalSetelah demam turun
PenularanDropletGigitan nyamuk

Menurut Kemenkes dan NHS UK, DBD hampir tidak pernah disertai gejala pernapasan, sehingga perbedaan ini sangat membantu identifikasi awal.

 

Pemeriksaan Laboratorium: Kapan Diperlukan?

Untuk Flu

Biasanya tidak perlu pemeriksaan kecuali:

  • Gejala berat
  • Ada komorbid
  • Tidak membaik dalam 3 hari

Untuk DBD

Kemenkes RI & CDC merekomendasikan pemeriksaan:

  • Trombosit (cenderung menurun)
  • Hematokrit (meningkat pada kebocoran plasma)
  • NS1 antigen (hari 1–3)
  • IgM/IgG dengue (hari ≥5)

Jika ragu membedakan DBD vs flu, lakukan pemeriksaan darah—ini satu-satunya cara memastikan diagnosis.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke fasilitas kesehatan bila ada:

  • Demam tinggi >3 hari
  • Muntah berulang
  • Sakit perut hebat
  • Pendarahan (mimisan, gusi, muntah darah)
  • Tubuh sangat lemas
  • Gelisah atau penurunan kesadaran
  • Tidak bisa minum
  • Riwayat perjalanan/tinggal di daerah endemis dengue

CDC & WHO menekankan bahwa waktu terbaik ke dokter adalah sebelum fase kritis dimulai, terutama pada hari ke-2 atau ke-3 demam.

Untuk tips meningkatkan imunitas harian, baca juga: 7 Kebiasaan Kecil yang Bisa Meningkatkan Imunitas Harian

 

Bagaimana Mencegah DBD & Flu Saat Musim Hujan?

Mencegah DBD

  • 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang)
  • Hapus genangan air
  • Gunakan lotion anti-nyamuk
  • Pakai pakaian panjang
  • Bersihkan rumah & selokan

Mencegah Flu

  • Tidur cukup
  • Makan bergizi dan hidrasi cukup
  • Jaga sirkulasi udara
  • Hindari paparan orang sakit
  • Pertimbangkan vaksinasi influenza (WHO & CDC menganjurkan vaksin flu tahunan untuk dewasa)

Untuk panduan lengkapnya, baca: Panduan Lengkap Vaksinasi Flu untuk Dewasa

 

Kesimpulan

DBD dan flu sama-sama umum terjadi di musim hujan, tetapi risiko dan penanganannya jauh berbeda. Flu biasanya membaik dalam beberapa hari, sementara DBD dapat memburuk tiba-tiba meski demam sudah turun.

Mengenali tanda bahaya dan segera mencari pertolongan medis adalah langkah terbaik untuk mencegah komplikasi.

Karena sehat bukan hanya soal menjaga tubuh—tetapi juga tahu kapan harus meminta bantuan. 🌿

 

Referensi Resmi

(Sudah disederhanakan sesuai style SateraHealth, tanpa link komersial)

  1. WHO. Dengue and Severe Dengue (2023).
  2. PAHO. Dengue Overview (2024).
  3. WHO. Dengue Guidelines (2023).
  4. CDC. Dengue Treatment and Warning Signs (2024).
  5. CDC. Influenza Key Facts (2024).
  6. Kementerian Kesehatan RI. Waspada DBD di Musim Penghujan (2024).
  7. Kemenkes RI. Cegah Penyebaran DBD (2023).
  8. NHS UK. Dengue Guidance (2024).
  9. Castellani JW. Immune Responses in Cold Environment. SAGE Journal (2011).
  10. PLOS, Lancet, ScienceDirect, Clinical Microbiology Review (2022–2024).
  11. NCBI Bookshelf. Dengue (2023).

 

Disclaimer
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi kesehatan masyarakat dan tidak menggantikan diagnosis medis langsung. Jika Anda memiliki kondisi khusus, konsultasikan kebutuhan suplemen dengan dokter atau apoteker.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *