ilustrasi suplemen dan makanan sehat untuk lansia.

Suplemen untuk Lansia: Mana yang Benar-Benar Dibutuhkan?

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami banyak perubahan: penyerapan nutrisi menurun, otot melemah, dan nafsu makan tidak selalu optimal. Tidak heran banyak lansia mulai mempertimbangkan suplemen untuk membantu menjaga kesehatan harian.

Namun pertanyaan pentingnya: apakah semua suplemen benar-benar diperlukan?

Menurut WHO, CDC, Kemenkes RI, dan ESPEN, suplemen hanya bermanfaat bila diberikan sesuai kebutuhan medis, bukan sebagai pengganti pola makan seimbang.

 

1. Vitamin D — Salah Satu yang Paling Penting untuk Lansia

Kemampuan tubuh memproduksi vitamin D dari sinar matahari menurun seiring usia.

WHO, CDC, dan Kemenkes RI menyebut vitamin D sebagai nutrisi penting untuk:

  • kesehatan tulang,
  • kekuatan otot,
  • keseimbangan tubuh,
  • dan daya tahan tubuh.

Vitamin D menjadi sangat penting pada lansia dengan osteoporosis atau yang jarang terkena sinar matahari.

Kapan perlu suplemen?

  • kadar vitamin D rendah,
  • nyeri tulang atau sering jatuh,
  • osteoporosis,
  • jarang keluar rumah.

Untuk memahami peran vitamin dalam sistem imun, kamu bisa membaca artikel Vitamin C dan Zinc: Mana yang Lebih Efektif?

 

2. Kalsium — Untuk Tulang dan Keseimbangan Tubuh

Kalsium tetap sebaiknya dipenuhi dari makanan, namun banyak lansia kesulitan mencukupi kebutuhan hariannya.

ESPEN menyebut suplementasi kalsium dibutuhkan bila asupan harian rendah atau terdapat risiko osteoporosis.

Sumber alami: susu, yoghurt, brokoli, ikan sarden, tempe.

 

3. Vitamin B12 — Sering Kurang Tanpa Disadari

Setelah usia 50 tahun, kemampuan lambung menyerap vitamin B12 menurun. CDC mencatat kekurangan B12 dapat menyebabkan:

  • mudah lelah,
  • kesemutan,
  • gangguan memori,
  • anemia.

Perlu suplemen bila:

  • kadar B12 rendah,
  • penggunaan obat lambung jangka panjang,
  • pola makan rendah protein hewani.

 

4. Protein & ONS (Oral Nutritional Supplement) — Hanya untuk Kondisi Khusus

WHO merekomendasikan suplemen nutrisi oral hanya untuk lansia dengan malnutrisi atau risiko malnutrisi, seperti:

  • penurunan berat badan,
  • nafsu makan drastis menurun,
  • sarkopenia,
  • pemulihan penyakit kronis.

ONS tidak dianjurkan untuk lansia sehat dengan pola makan cukup.

 

5. Omega-3 — Mendukung Otak dan Jantung

Banyak penelitian berskala luas menunjukkan omega-3 bermanfaat untuk:

  • kesehatan jantung,
  • fungsi otak,
  • dan mengurangi inflamasi.

CDC mencatat omega-3 sebagai salah satu suplemen yang paling banyak dikonsumsi lansia.

Perlu suplemen bila: jarang makan ikan 2–3 kali per minggu.

 

6. Magnesium — Tidur Lebih Baik, Otot Lebih Tenang

Magnesium membantu kerja otot, saraf, dan ritme jantung.
Studi ESPEN menunjukkan banyak lansia mengalami kekurangan magnesium karena penyerapan menurun.

Cocok untuk lansia yang sering:

  • kram kaki,
  • sulit tidur,
  • memakai obat diuretik.

Untuk memahami hubungan tidur dan daya tahan tubuh, baca artikel Tidur dan Sistem Imun: Mengapa Begadang Mudah Bikin Sakit?

 

7. Probiotik — Baik untuk Pencernaan dan Imun

Kualitas mikrobiota usus menurun seiring usia.
NIH dan PLOS ONE menunjukkan probiotik membantu:

  • melancarkan pencernaan,
  • mengurangi sembelit,
  • meningkatkan imun,
  • mencegah infeksi saluran cerna.

Untuk menunjang fungsi imun secara keseluruhan, kamu bisa melihat kebiasaan harian yang efektif di artikel 7 Kebiasaan Kecil yang Bisa Meningkatkan Imunitas Harian.

 

8. Multivitamin — Bermanfaat, Tapi Tidak untuk Semua

CDC mencatat multivitamin sering digunakan lansia, namun manfaatnya tidak besar bila pola makan sudah baik.

Multivitamin bermanfaat bagi lansia dengan:

  • nafsu makan rendah,
  • diet terbatas,
  • kesulitan memenuhi kebutuhan gizi dari makanan.

 

9. Suplemen yang Hanya Boleh Diberikan Bila Ada Defisiensi

Menurut WHO, CDC, dan ESPEN, berikut suplemen tidak dianjurkan rutin tanpa indikasi:

  • zat besi
  • zinc
  • vitamin A
  • magnesium dosis tinggi
  • omega-3 dosis tinggi
  • vitamin B kompleks dosis tinggi

Suplemen ini hanya diberikan bila kekurangan terbukti melalui pemeriksaan.

 

Kapan Lansia Harus Konsultasi ke Dokter?

Segera konsultasi bila lansia mengalami:

  • penurunan berat badan,
  • sangat lemah,
  • nafsu makan menurun,
  • sering jatuh,
  • banyak obat yang diminum (risiko interaksi),
  • hasil lab menunjukkan kekurangan nutrisi tertentu.

Evaluasi medis memastikan suplemen diberikan tepat sasaran, bukan berlebihan.

 

Kesimpulan

Tidak semua suplemen cocok untuk semua lansia.

Suplemen paling bermanfaat menurut bukti ilmiah adalah:

  • Vitamin D
  • Vitamin B12
  • Kalsium (bila kurang dari makanan)
  • Omega-3
  • Magnesium
  • Probiotik
  • ONS (khusus malnutrisi)

Karena kesehatan lansia tidak diukur dari berapa banyak suplemen yang diminum, tetapi seberapa tepat kebutuhan tubuhnya dipenuhi setiap hari. 🌿

Referensi (APA Style)

WHO. Nutrition for older people & ONS guidelines, 2024.
CDC. Supplement use in older adults (Data Brief 399), 2024.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Vitamin D & kalsium pada lansia, 2024.
ESPEN. Clinical Nutrition and Hydration in Geriatrics Guidelines, 2023.
HelpAge International. Nutrition interventions for older adults.
NIH. Age-related micronutrient absorption and immune studies.
ScienceDirect. Reviews on osteoporosis, sarcopenia, and micronutrient needs.

Disclaimer
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi kesehatan masyarakat dan tidak menggantikan diagnosis medis langsung. Jika Anda memiliki kondisi khusus, konsultasikan kebutuhan suplemen dengan dokter atau apoteker.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *